Mengulik Petungkriyono yang akan segera menjadi Nation Nature Heritage
Mengulik Petungkriyono, Hutan Belantara yang Segera Mendunia |
Sekilas Petungkriyono
Petungkriyono merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Pekalongan bagian selatan. Dengan luas wilayah sekitar 7.000 hektar yang 5.000 Hektarnya adalah hutan negara yang masih asri-alami, menjadikan Petungkriyono sebagai salah satu paru-paru Jawa Tengah. Pusat administrasi Petungkriyono terletak sekitar 34 Km dari Kajen, Ibukota Kabupaten Pekalongan.
Apa yang "dijual" oleh Pemkab Pekalongan untuk menjadikan Petungkriyono sebagai Taman Wisata Nasional?
Pesona alam Petungkriyono menjadi "jualan" utama Pemkab Pekalongan. Tanggal 4-6 Agustus 2017, saya bersama blogger, fotografer, jurnalis, dan pilot drone berkesempatan untuk Membidik Pesona Alam Petungkriyono melalui programAmazing Petung National Explore 2017 yang diadakan oleh Pemkab Pekalongan yang bekerjasama dengan Bank Jateng, Kajen Unique, dan beberapa instansi lain. Berikut beberapa pesona alam menakjubkan yang dimiliki oleh Petungkriyono.
1. Hutan Belantara
Sekitar 70-80% wilayah Kecamatan Petungkriyono adalah hutan belantara. Hutan yang seakan belum terjamah itu menjadi daya tarik tersendiri. Pernah menyaksikan film Jurassic Park? Atau film Anaconda? Begitulah kemiripan hutan pada film itu dengan hutan belantara yang ada di Petungkriyono. Suara hewan, lingkungan yang teduh, dan udara yang dingin di ketinggian sekitar 2.000 mdpl menambah syahdu suasana Petungkriyono.
2. Flora dan Fauna Endemik
Hutan belantara yang dimiliki Petungkriyono memiliki efek lain terhadap ekosistem yang ada di dalamnya. Hutan Petungkriyono yang relatif belum dieksplorasi oleh peneliti, masih menyimpan sejuta rahasia di dalamnya. Disinyalir, masih banyak flora dan fauna endemik yang belum teridentifikasi di jantung hutan Petungkriyono.
Beberapa flora dan fauna khas mungkin hidup di sekitar Hutan Petungkriyono |
Owa Jawa (Hylobates moloch) yang sering muncul di Hutan Sokokembang menjadi salah satu satwa khas daerah Petungkriyono. Namun, kami yang tergabung menjadi Peserta dalam Amazing Petung National Explore belum berkesempatan mengeksplorasi lebih jauh untuk "berkenalan" dengan Owa Jawa di Hutan Sokokembang.
Bukan tidak mungkin nantinya Hutan Belantara di Petungkriyono bisa mendunia setelah dilakukan eksplorasi oleh lembaga penelitian dalam negeri, maupun luar negeri. Di masa yang akan datang, Petungkriyono yang telah menjadi Cultural Technoforestry Park atau biasa disebut dengan KHTK (Kawasan Hutan Tujuan Khusus-sumber) dengan ke-khas-an Owa Jawa mungkin bisa disejajarkan dengan Taman Nasional Way Kambas dengan gajahnya, atau Taman Nasional Tanjung Puting yang terkenal dengan orang utan-nya.
3. Pesona Alam Curug dan Wisata Pendukung
Tidak salah jika menyematkan julukan Negeri Sejuta Curug pada Kecamatan Petungkriyono. Curug atau air terjun dengan keindahan aliran dan kesegarannya menjadi pesona alam unggulan yang bisa memuaskan wisatawan yang datang. Saya berkesempatan menjelajahi beberapa curug dan destinasi wisata pendukung selama mengikuti acara Amazing Petung National Explore ini, mari kita kupas lagi sejenak.
Tugu/Plang Nama Petungkriyono
Plang Nama Petungkriyono |
Berebut ambil foto di Tugu Petung |
Curug Sibedug menjadi curug besar pertama yang akan pengunjung temui setelah memasuki gerbang ekowisata Petungkriyono. Curug yang terletak di Desa Kayupuring ini menawarkan gemericik air yang tidak terlalu deras. Namun, debit air tersebut tampaknya dipengaruhi oleh musim, karena ketika saya mengunjungi Curug Sibedug sebelumnya, aliran air lumayan deras.
Aliran air Curug Sibedug |
Ada dua aliran di Curug Sibedug |
Gadis cantik yang seakan kembar menambah semarak suasana wisata |
Pemandangan terasering khas Bali/Jawa Barat menjadi suguhan selanjutnya yang dapat dinikmati. Dengan latar belakang hutan dan sedikit kabut pada siang hari, memanjakan mata wisatawan yang mengunjunginya.
Lambaian tangan menggoda |
Hamparan sawah hijau menyejukkan mata |
Belajar fotografi di bawah Jembatan Sipingit |
Ambil foto di Jembatan Sipingit |
Welo Asri
Salah satu titik yang masih masuk dalam wilayah Kayupuring ini, menawarkan sensasi berbeda. Pengunjung bisa menikmati river tubing dan river tracking, body rafting, sampai pohon selfie/selfie spot yang akhir-akhir ini menjadi booming di kalangan pecinta media sosial.
Selamat datang di Welo Asri |
Beberapa wahana wisata di Welo Asri |
Dilarang bermain di sungai tanpa pemandu |
Curug Bajing
Curug Bajing adalah salah satu curug yang menjadi awal perkembangan wisata Petungkriyono. Air terjun yang menjulang tinggi disertai aliran air yang berundak membuat Curug Bajing terlihat unik. Pengunjung bisa menikmati air terjun atau beberapa titik selfie yang telah disediakan oleh pengelola.
Curug Bajing dari kejauhan |
Curug Bajing dari dekat |
Curug Lawe
Dengan waktu yang tidak memungkinkan, kami tidak berkesempatan mengunjungi Curug Lawe karena harus melakukan tracking sejauh 2 Km dari pintu masuk. Saya hanya bisa mengeksplorasicamping ground dengan hammock-nya dan payung-payung cantik bergelantungan yang menambah warna foto pengunjung.
Payung warna warni Curug Lawe |
Bola full color |
Wana wisata Curug Lawe |
Sebenarnya masih banyak curug lainnya yang bisa dieksplorasi di Petungkriyono ini, seperti Curug Muncar, Curug Pandang, dan Curug Ceret. Namun, memang waktu sehari tidak akan cukup untuk mengeksplorasi pesona alam Petungkriyono.
Dengan pesona alam yang begitu indah, lantas apa yang perlu dikembangkan dan tantangan apa yang akan dihadapi Petungkriyono untuk menjadikannya Taman Wisata Nasional yang bisa mendunia?
Sarana dan Prasarana Petungkriyono (Infrastruktur)
Rasanya kurang sesuai jika Petungkriyono ingin mendunia tapi wisatawan atau peneliti diberi fasilitas ala kadarnya. Sarana dan prasarana seperti jalan, angkutan, telekomunikasi, dan penginapan perlu dikembangkan terus dan terus. Saya cukup lega mendengar Bapak Asip Kholbihi menerangkan bahwa sedikit demi sedikit akses jalan menuju lokasi wisata di Petungkriyono akan segera diperbaiki mulai tahun 2017 ini. Memang, pengembangan wisata tidak cukup hanya satu-dua tahun, tapi memerlukan rencana jangka panjang dan jangka pendek yang saling berkesinambungan. Saat penutupan acara menjelajah Petung pada hari Sabtu di Curug Lawe, Wabup Ibu Arini Harimurti mengungkapkan akan diusahakan untuk membangun infrastruktur sehingga Petungkriyono menjadi satu akses dengan Dataran Tinggi Dieng. Salut.
Perlu peningkatan infrastruktur |
Melakukan sinergi dengan masyarakat untuk membentuk Taman Wisata Nasional berkelas Dunia
Memberdayakan masyarakat lokal |
Menjaga Lingkungan
Perkembangan wisata di Petungkriyono, hendaknya digunakan untuk semakin membangun dan melestarikan ekosistem dan budaya yang ada di dalamnya, jangan malah menggusur dan merusak habitat flora dan fauna yang ada di dalam hutan belantara Petungkriyono. Penggunaan rumah warga sebagai lokasi penginapan alih-alih membangun penginapan yang menggerus lahan merupakan inovasi yang patut dipuji.
Lingkungan wisata yang saya lihat cukup bersih, disertai ajakan dan usaha dari pengelola untuk selalu menjaga kebersihan juga sangat layak untuk diacungi dua jempol. Hal ini sejalan dengan program Lokasi Bebas Sampah (Zero Waste) yang digagas melalui Peraturan Bupati (PerBup) Kabupaten Pekalongan yang baru saja meraih Adipura.
Yang terakhir adalah: Tingkatkan Kreativitas dan Inovasi
Butuh kreativitas tersendiri dalam mengembangkan sebuah Taman Wisata Nasional. Pelajari hal-hal baru yang dapat diaplikasikan untuk mengembangkan Pesona Wisata Petungkriyono seperti membuat paket wisata, paket oleh-oleh (dirintis melalui Kopi Petung), pembelajaran Bahasa Asing bagi guide/pemandu lokal untuk menghadapi turis atau peneliti asing, promosi gencar melalui situs web sendiri, atau melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk mempromosikan pariwisata Petungkriyono, yang dirintis pertama kali melalui Amazing Petung National Explore 2017 ini.
Buat desain fasilitas yang menarik |
Penyewaan motor trail diperlukan untuk mengatasi kendala jarak |
Petungkriyono, dengan segala potensi yang ada, masih memerlukan begitu banyak inovasi dan pengembangan baik dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan, maupun dari penduduk Petungkriyono sendiri. Cita-cita besar perlu terus dihidupkan dan diiringi usaha tidak kenal lelah oleh semua elemen masyarakat.
Untuk mewujudkan cita-cita sebagai taman wisata, Petungkriyono dapat mengandalkan pesona alamnya yang luar biasa, antara lain dengan banyaknya curug yang ada di Petung. Pengelolaan dan perencanaan yang baik disertai promosi secara masif dapat menyukseskan cita-cita tersebut. Sedangkan untuk mewujudkan Petungkriyono sebagai taman nasional, Petungkriyono perlu menggandeng beberapa pihak untuk melakukan penelitian tentang flora dan fauna yang ada di dalamnya, disertai akses mudah dalam telekomunikasi dengan warga setempat, terutama kendala dalam bahasa asing.
Semoga Petungkriyono bisa menjadi hutan belantara yang mendunia, bisa tetap menjadi Paru-Paru Pulau Jawa, dan sukses menjadi Taman Wisata Nasional.
Untuk mewujudkan cita-cita sebagai taman wisata, Petungkriyono dapat mengandalkan pesona alamnya yang luar biasa, antara lain dengan banyaknya curug yang ada di Petung. Pengelolaan dan perencanaan yang baik disertai promosi secara masif dapat menyukseskan cita-cita tersebut. Sedangkan untuk mewujudkan Petungkriyono sebagai taman nasional, Petungkriyono perlu menggandeng beberapa pihak untuk melakukan penelitian tentang flora dan fauna yang ada di dalamnya, disertai akses mudah dalam telekomunikasi dengan warga setempat, terutama kendala dalam bahasa asing.
Semoga Petungkriyono bisa menjadi hutan belantara yang mendunia, bisa tetap menjadi Paru-Paru Pulau Jawa, dan sukses menjadi Taman Wisata Nasional.
Inilah Pesona Indonesia, mari sukseskan programVisit Indonesia!
Sumber : http://www.meanwhileunme.com
Sumber : http://www.meanwhileunme.com
Artikel Terkait, Jangan Lupa Baca
loading...
No comments:
Post a Comment