Mengulik Petungkriyono yang akan segera menjadi Nation Nature Heritage

Ketika mendengar nama Petungkriyono yang ada di Kabupaten Pekalongan, mungkin masih banyak orang mengernyitkan dahinya. Petungkriyono yang dicita-citakan mendapat predikat Taman Nasional ini kalah pamor dengan beberapa Taman Nasional yang ada di Indonesia, seperti Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Leuser, ataupun Pulau Komodo. Namun, cita-cita tinggi itu bukan mustahil mengingat Petungkriyono mulai menggeliat satu-dua tahun belakangan ini, terutama setelah Bapak Asip Kholbihi menjabat sebagai Bupati Pekalongan.

Mengulik Petungkriyono, Hutan Belantara yang Segera Mendunia
Mengulik Petungkriyono, Hutan Belantara yang Segera Mendunia
Apa yang dimiliki oleh Petungkriyono, sehingga Pemkab Pekalongan meliriknya untuk menjadikan Petungkriyono sebagai Taman Wisata Nasional? Apakah pesona alam Petungkriyono bisa menyaingi Taman Nasional Gunung Leuser yang pernah dikunjungi oleh Leonardo di Caprio? Mari kita mengulik sekilas tentang Petungkriyono, Hutan Belantara yang Segera Mendunia.

Sekilas Petungkriyono

Petungkriyono merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Pekalongan bagian selatan. Dengan luas wilayah sekitar 7.000 hektar yang 5.000 Hektarnya adalah hutan negara yang masih asri-alami, menjadikan Petungkriyono sebagai salah satu paru-paru Jawa Tengah. Pusat administrasi Petungkriyono terletak sekitar 34 Km dari Kajen, Ibukota Kabupaten Pekalongan.

Apa yang "dijual" oleh Pemkab Pekalongan untuk menjadikan Petungkriyono sebagai Taman Wisata Nasional?

Pesona alam Petungkriyono menjadi "jualan" utama Pemkab Pekalongan. Tanggal 4-6 Agustus 2017, saya bersama blogger, fotografer, jurnalis, dan pilot drone berkesempatan untuk Membidik Pesona Alam Petungkriyono melalui programAmazing Petung National Explore 2017 yang diadakan oleh Pemkab Pekalongan yang bekerjasama dengan Bank Jateng, Kajen Unique, dan beberapa instansi lain. Berikut beberapa pesona alam menakjubkan yang dimiliki oleh Petungkriyono.

1. Hutan Belantara

Sekitar 70-80% wilayah Kecamatan Petungkriyono adalah hutan belantara. Hutan yang seakan belum terjamah itu menjadi daya tarik tersendiri. Pernah menyaksikan film Jurassic Park? Atau film Anaconda? Begitulah kemiripan hutan pada film itu dengan hutan belantara yang ada di Petungkriyono. Suara hewan, lingkungan yang teduh, dan udara yang dingin di ketinggian sekitar 2.000 mdpl menambah syahdu suasana Petungkriyono.

2. Flora dan Fauna Endemik

Hutan belantara yang dimiliki Petungkriyono memiliki efek lain terhadap ekosistem yang ada di dalamnya. Hutan Petungkriyono yang relatif belum dieksplorasi oleh peneliti, masih menyimpan sejuta rahasia di dalamnya. Disinyalir, masih banyak flora dan fauna endemik yang belum teridentifikasi di jantung hutan Petungkriyono. 
flora dan fauna di hutang petungkriyono
Beberapa flora dan fauna khas mungkin hidup di sekitar Hutan Petungkriyono
Mengetahui hal itu, Pemkab Pekalongan bergerak cepat melakukan kerjasama dan menandatangani MoU dengan beberapa lembaga penelitian dan Kementerian Kehutanan untuk mengeksplorasi Hutan Petungkriyono. Tentunya eksplorasi legal yang berdampak positif bagi lingkungan.

Owa Jawa (Hylobates moloch) yang sering muncul di Hutan Sokokembang menjadi salah satu satwa khas daerah Petungkriyono. Namun, kami yang tergabung menjadi Peserta dalam Amazing Petung National Explore belum berkesempatan mengeksplorasi lebih jauh untuk "berkenalan" dengan Owa Jawa di Hutan Sokokembang.

Bukan tidak mungkin nantinya Hutan Belantara di Petungkriyono bisa mendunia setelah dilakukan eksplorasi oleh lembaga penelitian dalam negeri, maupun luar negeri. Di masa yang akan datang, Petungkriyono yang telah menjadi Cultural Technoforestry Park atau biasa disebut dengan KHTK (Kawasan Hutan Tujuan Khusus-sumber) dengan ke-khas-an Owa Jawa mungkin bisa disejajarkan dengan Taman Nasional Way Kambas dengan gajahnya, atau Taman Nasional Tanjung Puting yang terkenal dengan orang utan-nya.

3. Pesona Alam Curug dan Wisata Pendukung

Tidak salah jika menyematkan julukan Negeri Sejuta Curug pada Kecamatan Petungkriyono. Curug atau air terjun dengan keindahan aliran dan kesegarannya menjadi pesona alam unggulan yang bisa memuaskan wisatawan yang datang. Saya berkesempatan menjelajahi beberapa curug dan destinasi wisata pendukung selama mengikuti acara Amazing Petung National Explore ini, mari kita kupas lagi sejenak.

Tugu/Plang Nama Petungkriyono
Plang Nama Petungkriyono
Plang Nama Petungkriyono
tugu petung event amazing petung national explore
Berebut ambil foto di Tugu Petung
Tepat di depan gerbang masuk ekowisata Petungkriyono, sekarang berdiri megah Plang Wisata Petungkriyono beserta "halamannya". Plang nama ini menjadi ciri khusus atau trade mark, ketika seseorang memasuki kawasan Petungkriyono. Kami berkesempatan mencicipi kopi khas Petung dan secara tidak disangka-sangka, kami seakan-akan disambut oleh kehadiran Elang Jawa di kejauhan. Sayang, saya tidak sempat membidik Elang Jawa tersebut.
menikmati kopi petung amazing petung national explore
Menikmati Kopi Petung
Curug Sibedug

Curug Sibedug menjadi curug besar pertama yang akan pengunjung temui setelah memasuki gerbang ekowisata Petungkriyono. Curug yang terletak di Desa Kayupuring ini menawarkan gemericik air yang tidak terlalu deras. Namun, debit air tersebut tampaknya dipengaruhi oleh musim, karena ketika saya mengunjungi Curug Sibedug sebelumnya, aliran air lumayan deras.
curug sibedug petungkriyono kayupuring
Aliran air Curug Sibedug
curug sibedug petungkriyono
Ada dua aliran di Curug Sibedug
gadis cantik petungkriyono
Gadis cantik yang seakan kembar menambah semarak suasana wisata
Terasering dan Jembatan Sipingit

Pemandangan terasering khas Bali/Jawa Barat menjadi suguhan selanjutnya yang dapat dinikmati. Dengan latar belakang hutan dan sedikit kabut pada siang hari, memanjakan mata wisatawan yang mengunjunginya.
lambaian tangan gadis cantik petungkriyono
Lambaian tangan menggoda
hamparan sawah petungkriyono
Hamparan sawah hijau menyejukkan mata
belajar fotografi di jembatan sipingit petungkriyono
Belajar fotografi di bawah Jembatan Sipingit
jembatan sipingit petungkriyono
Ambil foto di Jembatan Sipingit
Aliran air di bawah Jembatan Sipingit seakan juga mengundang kami peserta APNE 2017 untuk merasakan kesegarannya, kami pun tidak segan mencelupkan kaki kami ke dalam air. Apalagi buat para fotografer, aliran air yang dibuat selembut kapas melalui teknik tertentu menjadi komoditas utama di area ini.

Welo Asri

Salah satu titik yang masih masuk dalam wilayah Kayupuring ini, menawarkan sensasi berbeda. Pengunjung bisa menikmati river tubing dan river tracking, body rafting, sampai pohon selfie/selfie spot yang akhir-akhir ini menjadi booming di kalangan pecinta media sosial.
wana wisata welo asri petungkriyono
Selamat datang di Welo Asri
wahana wisata welo asri petungkriyono
Beberapa wahana wisata di Welo Asri
pengawasan pemandu wahana wisata welo asri petungkriyono
Dilarang bermain di sungai tanpa pemandu
Curug Bajing

Curug Bajing adalah salah satu curug yang menjadi awal perkembangan wisata Petungkriyono. Air terjun yang menjulang tinggi disertai aliran air yang berundak membuat Curug Bajing terlihat unik. Pengunjung bisa menikmati air terjun atau beberapa titik selfie yang telah disediakan oleh pengelola.
curug bajing petungkriyono
Curug Bajing dari kejauhan
curug bajing petungkriyono hutan
Curug Bajing dari dekat
Kedinginan? Jangan khawatir, kopi khas Petung bisa menghangatkanmu lho, di dekat loket masuk. Mau versi mentahnya juga ada, coba deh kombinasikan dengan Gula Semut Aren, hmmmm...
spot selfie curug bajing petungkriyono
Spot kupu-kupu di Curug Bajing
papan selfie cinta petungkriyono
Papan selfie penuh cinta
pertunjukan membatik di petungkriyono
Membatik dengan hati-hati
Curug Lawe

Dengan waktu yang tidak memungkinkan, kami tidak berkesempatan mengunjungi Curug Lawe karena harus melakukan tracking sejauh 2 Km dari pintu masuk. Saya hanya bisa mengeksplorasicamping ground dengan hammock-nya dan payung-payung cantik bergelantungan yang menambah warna foto pengunjung.
Payung warna warni Curug Lawe petungkriyono
Payung warna warni Curug Lawe
Bola warna warni Curug Lawe petungkriyono
Bola full color
wana wisata Curug Lawe petungkriyono
Wana wisata Curug Lawe
Di sini saya juga berkesempatan mencicipi Kopi Owa, yaitu kopi yang berasal dari pohon kopi liar yang tumbuh di sekitar Hutan Sokokembang dan biasa digunakan sebagai naungan Owa Jawa.

Sebenarnya masih banyak curug lainnya yang bisa dieksplorasi di Petungkriyono ini, seperti Curug Muncar, Curug Pandang, dan Curug Ceret. Namun, memang waktu sehari tidak akan cukup untuk mengeksplorasi pesona alam Petungkriyono.

Dengan pesona alam yang begitu indah, lantas apa yang perlu dikembangkan dan tantangan apa yang akan dihadapi Petungkriyono untuk menjadikannya Taman Wisata Nasional yang bisa mendunia?

Sarana dan Prasarana Petungkriyono (Infrastruktur)

Rasanya kurang sesuai jika Petungkriyono ingin mendunia tapi wisatawan atau peneliti diberi fasilitas ala kadarnya. Sarana dan prasarana seperti jalan, angkutan, telekomunikasi, dan penginapan perlu dikembangkan terus dan terus. Saya cukup lega mendengar Bapak Asip Kholbihi menerangkan bahwa sedikit demi sedikit akses jalan menuju lokasi wisata di Petungkriyono akan segera diperbaiki mulai tahun 2017 ini. Memang, pengembangan wisata tidak cukup hanya satu-dua tahun, tapi memerlukan rencana jangka panjang dan jangka pendek yang saling berkesinambungan. Saat penutupan acara menjelajah Petung pada hari Sabtu di Curug Lawe, Wabup Ibu Arini Harimurti mengungkapkan akan diusahakan untuk membangun infrastruktur sehingga Petungkriyono menjadi satu akses dengan Dataran Tinggi Dieng. Salut.
infrastruktur petungkriyono
Perlu peningkatan infrastruktur
Sementara untuk telekomunikasi, mungkin Petungkriyono via Pemkab Pekalongan bisa melakukan kerjasama dengan beberapa providerselular agar sinyal telepon maupun internet bisa masuk dan stabil selama di lokasi wisata. Sinyal telekomunikasi juga memiliki peranan penting bagi lokasi wisata dan lokasi penelitian untuk semakin berkembang.

Melakukan sinergi dengan masyarakat untuk membentuk Taman Wisata Nasional berkelas Dunia
pemberdayaan masyarakat lokal petungkriyono
Memberdayakan masyarakat lokal
Dalam mengembangkan pariwisata, pemerintah tidak perlu memaksakan ide dan kehendak kepada wilayah yang ada. Rangkul dan berdayakan masyarakat setempat untuk melakukan sedikit usaha dan perubahan agar terbentuk wisata berbasis masyarakat yang tidak mengubah kearifan lokal dan budaya yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Mendengar penjelasan dari Mas Casmanto, penggiat sekaligus penggerak pembentukan wisata di Petungkriyono, saya merasa senang. Beliau terus perlahan-lahan merangkul masyarakat untuk mendukung program Taman Wisata Nasional Petungkriyono ini. Pemberdayaan masyarakat ini sekaligus juga membuka lapangan pekerjaan bagi generasi muda di Petungkriyono, agar bangga mengembangkan daerah sendiri dan mencegah urbanisasi di Petung. Hal ini sesuai dengan yang dicita-citakan Bapak Asip Kholbihi.

Menjaga Lingkungan

Perkembangan wisata di Petungkriyono, hendaknya digunakan untuk semakin membangun dan melestarikan ekosistem dan budaya yang ada di dalamnya, jangan malah menggusur dan merusak habitat flora dan fauna yang ada di dalam hutan belantara Petungkriyono. Penggunaan rumah warga sebagai lokasi penginapan alih-alih membangun penginapan yang menggerus lahan merupakan inovasi yang patut dipuji.
inisiatif menjaga lingkungan petungkriyono
Inisiatif menjaga lingkungan Petung oleh pengelola wisata
Lingkungan wisata yang saya lihat cukup bersih, disertai ajakan dan usaha dari pengelola untuk selalu menjaga kebersihan juga sangat layak untuk diacungi dua jempol. Hal ini sejalan dengan program Lokasi Bebas Sampah (Zero Waste) yang digagas melalui Peraturan Bupati (PerBup) Kabupaten Pekalongan yang baru saja meraih Adipura.

Yang terakhir adalah: Tingkatkan Kreativitas dan Inovasi

Butuh kreativitas tersendiri dalam mengembangkan sebuah Taman Wisata Nasional. Pelajari hal-hal baru yang dapat diaplikasikan untuk mengembangkan Pesona Wisata Petungkriyono seperti membuat paket wisata, paket oleh-oleh (dirintis melalui Kopi Petung), pembelajaran Bahasa Asing bagi guide/pemandu lokal untuk menghadapi turis atau peneliti asing, promosi gencar melalui situs web sendiri, atau melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk mempromosikan pariwisata Petungkriyono, yang dirintis pertama kali melalui Amazing Petung National Explore 2017 ini.
fasilitas wisata petungkriyono
Buat desain fasilitas yang menarik
perlu persewaan motor trail curug lawe petungkriyono
Penyewaan motor trail diperlukan untuk mengatasi kendala jarak
Kesimpulan
Petungkriyono, dengan segala potensi yang ada, masih memerlukan begitu banyak inovasi dan pengembangan baik dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan, maupun dari penduduk Petungkriyono sendiri. Cita-cita besar perlu terus dihidupkan dan diiringi usaha tidak kenal lelah oleh semua elemen masyarakat.
 
Untuk mewujudkan cita-cita sebagai taman wisata, Petungkriyono dapat mengandalkan pesona alamnya yang luar biasa, antara lain dengan banyaknya curug yang ada di Petung. Pengelolaan dan perencanaan yang baik disertai promosi secara masif dapat menyukseskan cita-cita tersebut. Sedangkan untuk mewujudkan Petungkriyono sebagai taman nasional, Petungkriyono perlu menggandeng beberapa pihak untuk melakukan penelitian tentang flora dan fauna yang ada di dalamnya, disertai akses mudah dalam telekomunikasi dengan warga setempat, terutama kendala dalam bahasa asing.

Semoga Petungkriyono bisa menjadi hutan belantara yang mendunia, bisa tetap menjadi Paru-Paru Pulau Jawa, dan sukses menjadi Taman Wisata Nasional.

Inilah Pesona Indonesia, mari sukseskan programVisit Indonesia!

Sumber : http://www.meanwhileunme.com

Artikel Terkait, Jangan Lupa Baca

loading...
Share:

No comments:

Post a Comment